Kegiatan Di Berau Selama Pandemi

 

Langit biru jernih di Berau

Bulan September 2020 saya berada di Berau, Kalimantan Timur untuk kedua kalinya. Dari bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta lalu transit di bandara Sepinggan, Balikpapan, dan berakhir di bandara Kalimarau, Berau. 

Pada tahun 2015 untuk pertama kalinya saya ke Berau. Saat itu perjalanan masih lebih ringkas karena tidak ada prosedur rapid test dan mendaftar di aplikasi eHAC. Kali ini segala sesuatunya harus dipersiapkan jauh-jauh hari, terutama kondisi badan harus fit agar hasil rapid test nantinya tidak bermasalah. Selama perjalanan baik KTP, handphone, dan berkas rapid test harus dipastikan jangan sampai tercecer. 

Di Berau saya beradaptasi lagi. Maklum, bukan kampung sendiri. Cuaca panas terik seperti biasa. Berau adalah kabupaten di Kalimantan Timur yang roda perekonomiannya digerakkan oleh sektor tambang batu bara, perikanan, perkebunan sawit, dan coklat. 

Pelabuhan di sini dekat dengan pemukiman penduduk. Dan bukan laut ya pelabuhannya melainkan sungai. Banyak yang memelihara ikan dalam keramba di pinggir sungai.

Langit Berau saat matahari terbenam
Setelah pulih dari rasa lelah selama perjalanan panjang, saya mulai mencoba bercocok tanam di lantai atas rumah. Tanah di kebun adik saya tidak memungkinkan untuk kegiatan ini. Areanya bebas dimasuki oleh binatang-binatang peliharaan tetangga karena belum berpagar. Selain itu, tanahnya adalah tanah liat. Sulit bagi tanaman yang berakar serabut untuk tubuh subur. Kecuali tanah diolah terlebih dahulu. Prosesnya panjang dan memerlukan biaya yang besar.

Di Berau inilah hobi bercocok tanam saya lebih terasah lagi. Kian glowing dan mantul pula. Saya menanam bawang merah, bawang putih, jahe merah, jahe putih,kencur, paprika, cabe merah, cabe rawit, cabe keriting, tomat, sayuran, bunga bakung, bunga matahari mini, bunga kana, daun mint, daun seledri, dan lain-lain.

Saya lalu punya ide untuk menjual tanaman-tanaman ini namun tidak secara offline. Saya mau dengan cara yang ringkas. Jadi lewat online saja pilihan yang terbaik.

Kalau selama di Makassar dan Jakarta saya menjual aneka barang dengan aplikasi OLX, maka di Berau, nggak bisa pakai itu lagi. Marketplace Facebook masih menjadi andalan masyarakat Berau  sejak dulu. Saya belajar lagi. Soalnya akun Facebook pribadi kontennya lebih ke urusan yang tidak berbau jual beli.

Saya lalu bergabung dengan beberapa grup Facebook Berau. Pilih yang anggotanya paling banyak. Ternyata tanaman yang saya jual lumayan banyak peminatnya. Ada yang datang membeli, ada juga yang saya antarkan sendiri. Saya memilih pakai sepeda, biar sehat, lebih berpetualang, dan lebih paham jalan-jalan di sini. Apalagi saya juga baru sembuh dari ngilu tulang yang parah. Walau lebih sering ngos-ngosan karena banyak tanjakan tinggi, tapi semangat gowes menggowes saya tak terkalahkan. Maklumlah ini daerah pegunungan makanya banyak tanjakan 😁😁😁 Minimal pakai motor sih ya biar nggak gempor gitu. Jujur ini ya, saya malah lebih suka bersepada di sini. Selama di tanah rantau nggak pernah seheboh ini. Dan yang lebih menggembirakan lagi, ngilu tulang menjauh dan saya sehat sampai sekarang. Kemungkinan ngilu tulang saya dikarenakan aktifitas yang terlalu padat selama masa pandemi di Bekasi, dilanjutkan dengan packing barang-barang sebelum berangkat ke sini.

Oh ya, bisnis tanaman saya pakai nama Merisa Nursery. Ala ala urban farming. Ternyata di sini sekam padi mentah cukup murah meriah. Sekarung ukuran 50 kg seharga Rp. 20 ribu saja plus ongkir Rp. 5 ribu. Bisa pakai sepuasanya dan bagi-bagi ke teman.

Polybag dan pot kita belinya agak jauh. Saya tetap meneruskan kebiasaan lama, go green, wasteless, dan efisien dengan memakai limbah dapur seperti bungkus bekas minyak goreng, karung beras bekas, dan cup plastik bekas, sebagai pengganti polybag. Selain dari dapur rumah ini, ada teman juga yang bekerja di rumah makan yang bantu ngumpulin.

Tanaman saya pupuk seminggu sekali. Larutan anti hama saya racik sendiri. Pakai campuran air, sabun cuci piring cair, bubuk cengkeh, cuka, minyak kayu putih, minyak goreng dengan takaran secukupnya. Hama dan penyakit banyak menyerang selama musim hujan. Karena itu tanaman rajin saya kontrol.


Pohon cabe Meksiko atau cabe Toraja

Pohon cabe keriting dan buahnya

Seledri yang hijau dan segar

Tanaman jahe merah

Sawi hijau yang masih disemai

Matahari mini

Bunga bakung laba-laba putih

Bunga kenikir

Tanaman stroberi

Media tanam konsep go green

Panen sayuran

Panen tomat

That's true. Tanaman membuat hati tenang dan bahagia. Saya jadi nambah banyak teman pula yang punya hobi serupa. Dari mereka saya mendapat info yang bermanfaat. Saya juga senang berbagi tips bercocok tanam. Hampir setiap hari saya bisa memanen tomat dan cabe hijau.

Tertarik mencoba? Ayo mulai saja. Pasti bisa asal semangat. Tanamlah sesuai kemampuan untuk tahap awal. Ingat juga, tanaman ini harus dirotasi untuk memutus siklus hama.

Komentar