|
Pantai Losari, Makassar
|
Keingat lagi sebelum pandemi melanda, di mana saya ada di Makassar sejak bulan Mei 2018 untuk mengurus ibu saya yang sudah sepuh dan menderita berbagai macam penyakit. Selama 20 bulan saya di sana. Ikhlas karena harus vakum dari dunia karir yang amat sangat menjanjikan. Sebagai perantau, saya sudah terbiasa dengan ritme kehidupan di ibu kota. Di Makassar saya harus menyesuaikan diri lagi. Hari-hari di sana yang saya rasakan adalah sudah seperti kondisi pandemi sesungguhnya. Keluar rumah hanya untuk keperluan yang penting saja. Sebisa mungkin saya memakai masker saat keluar rumah. Demikian juga di rumah saat mengurus ibu saya.
Sejujurnya tidak mudah melakukannya. Seringkali saya harus mengalami up and down, di mana sewaktu-waktu ibu saya mengalami tekanan batin karena sudah puluhan tahun menghabiskan hidupnya hanya di tempat tidur saja. Tidak bisa lagi berjalan dan beraktifitas normal. Kalau sudah tertekan, beliau akan meluapkannya tanpa terkendali.
Saya melakukan yang terbaik yang saya bisa. Jalani saja prosesnya. Tetap telaten dan belajar banyak hal. Suatu saat saya pun akan menjadi tua dan tidak berdaya. Harus saya persiapkan semua sejak awal agar nanti masa tua saya tetap enjoy dan berkualitas.
Supaya saya bisa berpikir jernih dan terlepas dari kelelahan, setelah mengurus beliau, saya lalu menyibukkan diri untuk membuat aneka prakarya dan bercocok tanam. Memanfaatkan barang-barang yang ada dan meng upcycle nya. Pikiran harus tetap kreatif dan banyak ide. Pasti bisa 💪💪
|
Bunga flanel dengan hiasan stik kayu manis
|
|
Bunga flanel dengan kaleng kuker bekas
|
|
Bunga mawar flanel
|
|
Bunga mawar flanel warna warni |
|
|
|
|
|
Bunga mawar flanel dengan pot dari jeans dan kaleng bekas
|
|
Bunga flanel dengan pot dari cobek kayu
|
|
Bunga kuning dengan pot dari mangkok bekas
|
|
Kaktus flanel dengan pot dari cup bekas
|
|
Dekorasi pohon natal pakai upcycled materials
|
|
Rangkaian bunga glitter
|
|
Korden buatanku
|
Sarung bantal sofa dari kimono handuk bekas
|
Potnya dari kaleng bekas
|
Masih banyak lagi prakarya yang saya buat. Lumayan buat ngelatih kreatifitas dan membuat rumah jadi lebih berwarna.
Pekarangan pun jadi semarak dengan bermacam-macam tanaman bunga, sayuran, dan buah. Sesekali saya menyempatkan diri ke mall dan pasar terdekat. Atau diajak hangout oleh adik dan teman-teman.
|
Pose di Hoshi Bakery
|
|
Pose di tengah sawah
|
|
Pose di pinggir Pantai Losari
|
Hidup harus selalu happy apapun kondisinya. Bersyukur masih bisa mengurus orang tua, berkarya, dan meluangkan waktu bersama teman-teman.
Hari-hari di Makassar sudah melatih saya untuk selalu aktif, berbagi, dan tetap melakukan yang terbaik. Saya masih menyempatkan diri untuk membuat makanan yang dibagikan ke petugas keamanan di komplek rumah, masjid saat sebelum berbuka puasa, dan petugas gereja di hari Minggu.
Saya merasa lega karena selama mengurus ibu saya dengan penuh ketelatenan, beliau jauh lebih baik kondisinya. Memang sebelumnya beliau pernah dirawat inap karena gula darahnya tinggi sekali. Ini dikarenakan beliau tidak mau menjaga pola makannya. Sebuah pelajaran berharga buat kita semua. Pola makan yang baik pasti bermanfaat buat kesehatan kita.
Di masa pandemi ini kita siasati saja keterbatasan yang ada. Walaupun silaturahmi hanya sebatas online, tetaplah bersyukur karena ini pasti yang terbaik untuk kita lakukan. Semoga pandemi segera berlalu dan kita kembali beraktifitas dengan normal. Salam sehat.
Komentar