My Next Adventure In Jakarta


Jakarta Pusat merupakan wilayah yang padat penduduk dan beragam bangunan gedung. Akan tetapi kondisi ini bukanlah penghalang untuk berwisata. Banyak tempat yang wajib dikunjungi oleh pehobi wisata, fotografi, berbelanja, ataupun mencicipi aneka kuliner di wilayah ini. Sejuta manfaat dan informasi akan kita dapatkan. Ke mana pun kaki melangkah, sekalipun tidak luput dari debu dan asap kendaraan serta panas terik yang membakar kulit, sepatutnya kita bersyukur karena masih mampu mengeksplorasi Jakarta Pusat selagi masih ada waktu dan kesempatan. Beberapa lokasi yang saya rekomendasikan adalah :

1. Monas
2. Masjid Istiqlal
3. Gereja Katedral
4. Museum Taman Prasasti
5. Pasar Baru

Jalan Gajah Mada dan Jalan Hayam Wuruk yang dipisahkan oleh kali

Jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk terletak di Jakarta Barat. Jalan Gajah Mada menuju kota tua sedangkan Jalan Hayam Wuruk menuju Harmoni, Juanda, Medan Merdeka, dan sekitarnya yang merupakan bagian wilayah Jakarta Pusat.

Masjid Istiqlal yang bersejarah, megah, dan begitu indah sangat wajib untuk kita singgahi. Terletak di Jalan Taman Wijaya Kusuma, Pasar Baru, Sawah Besar. 

Aristekturnya mengagumkan. Sungguh luar biasa. Dibangun pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Yang dipercayakan merancang masjid ini adalah seorang arsitek yang bernama Frederich Silaban. Istiqlal dalam bahasa Arab mengandung arti kemerdekaan. Arsitekturnya bergaya internasional. Masjid Istiqlal mampu menampung sebanyak 200.000 jamaah. Diameter kubah utamanya adalah sepanjang 45 meter. Masjid Istiqlal diresmikan pada tahun 1978.

Tiada henti-hentinya kami mengagumi keindahan dan sejarah masjid terbesar ini. Semua ukiran, keramik, marmer, serta material dasar saling bersinergi menghasilkan bangunan megah, luas, bernilai seni tinggi.

Masjid Istiqlal yang indah dan megah

Kami dipandu guide memasuki Masjid Istiqlal

Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral saat masih dalam tahap pembangunan

Masjid Istiqlal berdampingan dengan gereja umat Katolik yaitu Gereja Katedral. Suatu pemandangan yang nyata tentang kerukunan umat beragama yang semestinya terpelihara antar generasi. Sangat disayangkan jika toleransi antara saudara sebangsa dengan mudahnya luntur oleh hal-hal yang tidak penting. Selayaknya kita menengok kembali ke masa lalu. Semua yang telah berjuang untuk merebut kemerdekaan, tidak memandang usia, suku, jenis kelamin, agama, dan status. Tak usah muluk-muluk, generasi sekarang cukup mempertahankannya dengan saling menghargai dan bersama-sama membangun dan memajukan negara Republik Indonesia. Agama mengajarkan kebaikan dan mengingatkan kita kepada Tuhan sebagai pusat dari kehidupan umat manusia serta alam semesta. Bangsa Indonesia sungguh berbangga memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Semboyan yang juga dikagumi oleh bangsa-bangsa lain. Termasuk lambang negara kita yaitu Pancasila. Segala asas, prinsip, dan nilai luhur sudah terkandung dalam semboyan maupun lambang negara kita. Sederhana. Namun bermakna luas.

Para pelopor dan pendahulu kita sudah memikirkan dan merealisasikan rumah ibadah untuk memfasilitasi semua umat dan bangsa yang ada di negara Indonesia. Suatu anugerah yang seharusnya disyukuri bersama.

Puncak menara Gereja Katedral

Dari Masjid Istiqlal kami menuju Gereja Katedral. Gereja ini memiliki arsitektur megah bergaya Neo Gotik. Dirancang oleh Antonius Djikmans dan MJ Hulswit. Gereja berlokasi di Jl. Katedral No. 7B, Pasar Baru, Sawah Besar. Awalnya gereja ini diselesaikan pembangunannya di tahun 1901.

Saya berpose di lorong antara deretan bangku kayu Gereja Katedral

Kami juga mengagumi keindahan gereja ini. Di area gereja terdapat pula museum yang dibuka pada hari tertentu, perpustakaan, dan kantor sekretariat. Berada di dalam Gereja Katedral serasa berada di dalam gereja yang berada di negara Eropa.

Istana Merdeka Republik Indonesia | Foto Wikipedia

Dari Gereja Katedral, kami melanjutkan perjalanan ke Monas. Kami melewati Istana Merdeka yang juga merupakan salah satu ikon di lokasi ini. Istana yang bersejarah yang mana pada waktu tertentu dibuka untuk acara kenegaraan. Di sekitar lokasi istana terdapat beberapa gedung kementerian.

Kami sudah mengincar Monas sejak awal terutama teman-teman bule saya. Monas memang tersohor sampai ke luar negeri selain Pulau Bali.

Monas memiliki tinggi sekitar 132 meter yang merupakan simbol perjuangan bangsa Indonesia untuk memperoleh kemerdekaan. Dirancang oleh arsitek Frederich Silaban dan R.M. Soedarsono. Pembangunan diselesaikan pada tahun 1975.

Pemandangan kota Jakarta bisa disaksikan dari puncak tugu Monas. Menjelang malam hari akan lebih indah lagi karena kota Jakarta bermandikan cahaya lampu. Area Monas sangat luas dan asri.

Menuju Monas

Keindahan Monas disandingkan dengan permainan lighting system

Dari Monas bisa dilanjutkan ke Museum Prasasti yang terletak di Jalan Tanah Abang 1 No. 1, Petojo Selatan, Gambir. Museum dibangun pada tahun 1795 oleh pemerintahan kolonial sebagai lokasi pekuburan baru karena lokasi pekuburan lama sudah tidak cukup lagi areanya. Lagipula pada masa itu ada wabah penyakit yang menyerang sehingga angka kematian meningkat drastis.

Area depan Musem Taman Prasasti

Pemakaman ini adalah tempat peristirahatan terakhir para bangsawan kolonial dan tokoh-tokoh penting yang merupakan prioritas dimasa itu.

Jangan bayangkan museum seperti pada umumnya tertutup. Museum ini adalah area pemakaman terbuka. Marmer berkualitas untuk batu nisan dan makam bahkan makam berbentuk rumah bisa ditemukan di Museum Taman Prasasti. Semua berukuran besar. Setara dengan postur tubuh dan status sosial mereka yang telah dimakamkan. Perlu diketahui bahwa sudah tidak ada lagi jasad dibawah masing-masing batu nisan karena sudah dibawa pulang ke negara masing-masing oleh kaum keluarganya atau dipindahkan ke lokasi pemakaman lain. Jadi lokasi pemakaman ala Eropa ini hanya bersifat simbolik saja.

Beragam patung malaikat dan wanita menghiasi area makam. Apresiasi terhadap nilai seni tak pudar sekalipun area pemakaman tidaklah sama seperti area wisata lain yang lebih ramai dikunjungi pelancong. Warisan kolonial ini bisa kita petik manfaatnya.

Patung malaikat di pekuburan kolonial

Patung malaikat dari sudut lain

Plakat besar dengan bahasa Belanda

Batu nisan dan patung malaikat

Ditengah kebisingan kota Jakarta, pemakaman kolonial ini sangatlah kontras. Tidak terpengaruh dengan hingar bingar kendaraan di luar sana selain juga karena letaknya yang agak tersembunyi. Sejenak kita bisa mengintrospeksi diri dan tenggelam di keteduhan pemakaman yang suram namun tak terkesan seram.

Jika ingin melanjutkan perjalanan dan berbelanja, bisa memilih lokasi Pasar Baru. Pasar Baru merupakan lokasi perbelanjaan bersejarah yang diincar banyak orang. Pasar baru menyediakan aneka tekstil, busana, atribut kecantikan dan salon, tas, sepatu, alat musik serta olah raga, maupun aneka kuliner. Pasar Baru didominasi pedagang etnis India dan Tionghoa. Barang-barang yang diperjualbelikan berkualitas bagus dan harganya bersaing.


Gerbang utama Pasar Baru

Jalan masuk ke Pasar Baru dari jalan raya

Memasuki kawasan Pasar Baru
Salah satu toko sepatu

Mungkin ada yang punya pertanyaan, mengapa setiap ada toko alat olah raga pasti juga menyediakan alat musik atau sebaliknya. Contohnya toko di kawasan Pasar Baru, mewakili toko-toko di kawasan lain. Jawabannya berdasarkan sejarah di mana saat masih zaman old dulu, ada opera populer yang dikenal dengan nama Miss Riboet Orion. Terbentuk di Jakarta pada tahun 1920. Pimpinannya adalah Tio Tek Djin. Beliau mendobrak tradisi dengan mengharuskan setiap seniman musik dan teater yang ingin bergabung dengan perkumpulan seni operanya untuk piawai dalam dunia seni sekaligus olah raga sepak bola. Melakoni seni dan olah raga dengan serius adalah ciri khas seniman opera Miss Riboet. Pak Tio memiliki inisiatif tinggi untuk menyelenggarakan pertandingan olah raga. Pemain-pemain opera yang ikut bertanding sepak bola haruslah menang. Dari sinilah bermunculan toko alat musik yang juga menjual alat olah raga, mengikuti zaman dulu saat seni dikolaborasikan dengan olah raga dan hal itu digemari juga oleh masyarakat.

Eksterior Red Planet Hotels

Banyak terdapat hotel di sekitar Pasar Baru. Pedagang dari luar kota bisa menginap sambil berburu barang dagangan. Selain Pasar Baru, juga ada Pasar Senen yang jaraknya sekitar 4,5 km.


Interior Hotel Pop

Kawasan komersial berkelas ada di sepanjang Jl. M. H. Thamrin dan Jl. Jend. Sudirman. Di sini banyak ditemukan gedung pencakar langit yang saling berdampingan dengan desain serba modern.

Welcome Monument atau Patung Selamat Datang ada di Bunderan Hotel Indonesia. Ditandai dengan air mancur berkolam bundar. Pada malam hari akan dipercantik dengan cahaya lampu LED. Hotel Indonesia sudah tidak ada lagi, digantikan oleh Hotel Kempinski. Di area ini terdapat pula Plaza Indonesia, Grand Indonesia, Thamrin City, Sarinah dan hotel-hotel lain yang berkelas.

Welcome Monument di Bundaran Hotel Indonesia

Artikel lain mengenai perjalanan ke Jakarta Barat bisa dibaca disini. Saya jamin tak kalah menarik dan seru.


Salam blogger,
Merry


Foto-foto tanpa watermark berasal dari berbagai sumber





Komentar

Pratama mengatakan…
wiih, mantebb mbk.. :D Jakarta dah banyak perubahan ya skrng, apalgi mau menghadapi asian games.. pasti banyak berbenah,,
Merry mengatakan…
Hi Febri. Apa kabar? Iya betul sekali. Jakarta berbenah dengan serius termasuk untuk persiapan Asian Games nanti. Kapan main ke Jakarta?
Unknown mengatakan…
Jadi pengen jalan-jalan ke Jakarta Mbak ^^
Merry mengatakan…
Yuk nanti bareng aja. Sekalian makan es krim Ragusa, he he he