Kenali Beberapa Penipuan Dunia Maya


Penggunaan internet yang semakin mudah selain memiliki banyak keuntungan, juga membuka celah pihak-pihak tertentu untuk melakukan tindakan kriminal dunia maya atau cybercrime.

Sasarannya adalah berbagai kelompok usia dan profesi, bahkan kalangan terpelajar pun tidak luput dari tindakan kriminal ini. Cara-caranya cukup halus dan kelompoknya terorganisir.

Saya berusaha menyakinkan informasi ini berdasarkan pengalaman pribadi, juga sumbernya dari teman-teman yang mengalami kasus ini. Sarana yang dipakai para penipu atau scammers adalah telepon, sms, e-mail, dan media sosial seperti Whatsapp, Facebook, dan lain-lain.


Deretan E-mail Scam

Mari kita simak satu persatu jenis penipuan di dunia maya.

1. Hadiah Kejutan
Kalian tiba-tiba mendapat e-mail atau sms yang menyatakan kalian menang undian atau hadiah dari travel dengan nilai uang yang besar, jangan buru-buru senang dulu. Kalian harus berpikir logis, jika tidak pernah berurusan dengan undian, biro travel, atau toko manapun, abaikan saja kejutan itu. Sekali kalian merespon, maka para scammer akan memanfaatkan celah ini untuk meminta identitas personal kalian atau meminta sejumlah uang sebelum "hadiah" kalian dikirimkan.

Pada waktu penggunaan internet masih sangat terbatas, ada seorang ibu yang saya kenal, sedang berulang tahun dan ia mendapat sms kejutan hadiah uang yang akan ditransfer ke rekening banknya. Hampir saja si ibu mempercayainya dan memang saat itu ia membutuhkan dana. Saya ingatkan bahwa itu pasti penipuan sebelum ia melangkahkan kaki ke ATM terdekat.

2. Dating and Romance Scams
Penipuan ini sangat marak di dunia maya. Contohnya tiba-tiba seorang "bule" mengirimkan pesan ke inbox/ messenger Facebook mengajak berkenalan, mengungkapkan bahwa dia kesepian, sudah mapan, dan ingin mengajak berhubungan serius. Ada juga yang mengundang simpati dengan curhat statusnya sebagai duda, dan anaknya masih kecil.

Atau via Whatsapp juga bisa, dengan memasang foto profil yang cantik atau ganteng.

Abaikan saja karena kalau korbannya sudah tergoda, mereka mengiming-imingi hidup bahagia dan mau datang bertemu untuk meresmikan hubungan. Kata-kata mereka manis banget, bahkan berani menelepon. Nomor teleponnya belum tentu bisa ditelepon balik.

Scammer ini bahkan bisa mengirimkan foto paspor, tiket, dan segala dokumen pendukung lainnya supaya lebih meyakinkan.

Sayangnya.......begitu "sudah tiba di bandara" mereka akan kirim kabar kalau mereka kesulitan dalam pengurusan imigrasi karena banyaknya uang yang dibawa. Pelaku akan meminta korban mengirimkan sejumlah uang untuk menolongnya. Korban yang sudah panik pasti akan manut saja. Ya...sudah bisa ditebak...ujung-ujungnya duit. Duit melayang, pelakunya nggak keluar-keluar juga dari imigrasi.

Selain modus seperti itu, mereka bisa meminta dikirimkan barang via DHL. Kalau korban sudah merasa sayang apapun yang diminta, pasti diberi. 

Waktu Yahoo Messenger masih eksis, scammer ini suka ngajak chatting tanpa mau memperlihatkan dirinya. Kalau nggak pakai YM, mereka akan kirim e-mail panjang lebar, beserta foto-foto yang menarik.

Ada scammer yang bersedia memperlihatkan akun media sosialnya, tapi isinya juga aneh. Teman-temannya adalah para korbannya dan dia tidak selalu update karena sibuk menyasar korban lain. Kalau ditanya soal kemarin-kemarin, scammer suka nggak nyambung. Maklum terlalu banyak tebar pesona sehingga nggak konsentrasi.

Gaya bahasa scammer ini bukan seperti native speaker pada umumnya. Rata-rata mereka berasal dari benua Afrika.

3. Tawaran Bekerja Di Luar Negeri
Yang ini harap diabaikan saja karena ujung-ujungnya duit bahkan human trafficking.

4. Tawaran Investasi
Scammer masih punya segala macam cara untuk menjebak korban. Misalnya tawaran investasi dengan cerita bahwa dia sedang kesulitan di negaranya karena pergolakan politik. Dia ingin menyelamatkan hartanya dan minta kita kerja sama. Ada bagi hasil jika kita mau menolongnya.

Atau dengan cerita bahwa orang tuanya kaya raya namun sudah meninggal. Sebagai pewaris, dia meminta kita menolongnya dan akan ada imbalan yang besar.

Saya pernah mewawancarai seorang kandidat akunting, dengan pengalaman kerja yang sudah lumayan lama. Di sela wawancara, dia meminta pendapat saya mengenai kiriman dollar yang "nyangkut" di bandara dari seseorang di internet. Dia sudah mentransfer sebesar Rp. 10.000.000 ke rekening orang yang berjanji akan membagikan uang investasi tersebut. Karena e-mail dalam bahasa Inggris jadi dia merasa sangat yakin dan juga karena sebetulnya bahasa Inggrisnya tergolong pasif.

Sungguh disayangkan kejadian tersebut. Bagaimana dia bisa mengambil uang itu tanpa ada bukti yang jelas dan secara logika hal ini tidak mungkin terjadi. Sekalipun dikomplain ke bank, kesalahan tetap ada padanya karena seharusnya dia menyaring dulu informasi dengan sebaik-baiknya sebelum memutuskan mentransfer uangnya.

5. Tawaran Menjadi Partner Bisnis
Misalnya sebuah perusahaan di luar negeri ingin berbisnis di sini dan mencari partner yang sesuai. Bahkan memiliki website untuk meyakinkan korbannya, berikut nomor telepon.

Saya pernah dikirimi e-mail ini yaitu perusahaan dari Vietnam dengan maksud seperti diatas. Maka saya melacaknya dari teman yang ada di Vietnam. Satu teman bilang perusahaan tersebut ada dan legal. Satu teman lagi minta waktu untuk mengecek dengan teliti. Setelah beberapa hari, dia memberitahukan bahwa perusahaan tersebut tidak ada. Nomor telepon yang tercantum tidak bisa dihubungi dan alamat bisnisnya juga tidak terlacak.

Sebetulnya saya sudah curiga ini scammer lagi karena jika perusahaan asing ingin berdiri di suatu negara, maka harus melewati prosedur resmi dan berurusan dengan lembaga penanaman modal di negara yang bersangkutan, lalu lembaga tersebut akan merekomendasikan konsultan bisnis yang sesuai. Jadi tidak direct seperti yang ini.

6. E-mail Phising
Modusnya adalah :
-Meminta verifikasi akun 
-Jika tidak merespon dalam waktu 24 jam atau 48 jam maka akun akan ditutup
-Menjaring banyak korban dengan mengirimkan e-mail massal sehingga menuliskan e-mail tanpa mencantumkan nama orang yang dituju

Penipu akan meminta data-data pribadi atau klik link tertentu. Harap jangan merespon karena sudah pasti data-data kalian akan dicurinya dan akun tidak bisa diakses lagi. Atau link dari mereka yang diklik bisa mengandung virus.

Tidak perlu menghabiskan waktu merespon penipuan-penipuan seperti diatas. Kalian bisa cek domain e-mail pengirim, pasti tidak biasa dan mencurigakan. Kalian bisa juga mengetik alamat e-mailnya di Google Search. Misalnya :

Is (alamat e-mail) a scammer

Dalam sekejap akan muncul informasi siapa dibalik alamat e-mail tersebut dan apa saja kasusnya.

Semoga bermanfaat.


Salam blogger,
Merry



Komentar