Giethoorn, Tenang Dan Nyaman Tanpa Jalan Raya


Kalau ada kota atau desa tanpa jalan raya, di benak saya itu cuma khayalan belaka. Seperti negeri dongeng saja di mana ada kurcaci, peri, dan makhluk lainnya. Mereka tidak memiliki kendaraan selain berjalan kaki, terbang, atau berkuda. Tergantung ide cerita yang menciptakan dongeng tersebut.

Tetapi di belahan dunia lain, ada pedesaan yang bernama Giethoorn di Provinsi Overijssel, Belanda yang memang pada kenyataannya tidak memiliki jalan raya. Jumlah penduduknya kurang dari 2.900 jiwa yang tercatat pada tahun ini. 

Di sekeliling Giethoorn didominasi oleh sungai atau kanal. Adapun jalan hanya setapak khusus untuk pejalan kaki dan bisa dilalui oleh sepeda. Dengan kondisi seperti ini, Giethoorn sangat tenang dan nyaman.


Sarana transportasi adalah perahu dan nyaris tanpa suara. Regulasi pemerintah setempat terkait perahu adalah memakai motor listrik sehingga tidak ada polusi suara maupun polusi asap yang berpotensi merusak lingkungan.

Sungainya bersih. Bentuk rumah dan jembatannya juga unik. Lingkungan sangat asri dengan berbagai jenis tumbuhan dan bunga-bunga. Tidak saja ditemui di darat, tetapi juga di sungainya.

Saya mengakui selera orang-orang Belanda dalam hal interior, eksterior, maupun lingkungan. Mereka punya jiwa seni yang tinggi dan hidup teratur. Rata-rata sangat perfeksionis.


Giethoorn mendapat julukan "The Venice of the Netherlands". Idealnya menikmati Giethoorn pada musim panas karena keasrian lingkungannya sangat maksimal pada saat itu. Namun karena padatnya arus wisatawan, sehingga kenyamanan sedikit terganggu.


Hotel tidak diperkenankan untuk berdiri di sini. Yang diperbolehkan adalah guest house. Jadwal wisata bisa diisi dengan kegiatan mengunjungi Museum De Oude Aarde serta Het Olde Maat, boat tour, wisata kuliner di kafe atau restoran, atau berbelanja di toko cindera mata.


Saran dari seorang blogger, mencapai Giethoorn lebih praktis jika mengendarai mobil asalkan kita sudah punya SIM Internasional dan cepat beradaptasi menyetir di sisi kiri. Durasi perjalanan sekitar 2  jam dari Den Haag. Karena tidak ada jalan raya di Giethoorn, maka perjalanan dilanjutkan dengan perahu setelah memarkir mobil di spot yang disediakan.


Kualitas hidup di Giethoorn pastinya sangat baik karena penduduk terbebas dari polusi udara dan polusi suara.

Oh ya, jika punya kenalan orang Belanda, kita harus beradaptasi dengan cara mereka menyambut kita yaitu cipika cipiki tiga kali. Kalau budaya Indonesia atau secara internasional adalah dengan cara bersalaman. Jadi jangan kaget dan canggung ya.


Salam blogger,
Merry


Komentar