Ecoplas patut diperhitungkan keberadaannya sebagai kemasan plastik yang menggunakan bahan dasar tepung tapioka yang mudah terurai sehingga tidak mencemari lingkungan. Konsep produk ini sederhana yaitu memberdayakan petani singkong dan melepas produk kemasan yang ramah lingkungan.
Apalagi negara kita ini adalah negara tropis yang pastinya berlimpah ruah dengan hasil bumi berupa singkong. Sangat menarik jika membahas produk Ecoplas ini. Ecoplas sudah diakui oleh dunia dan telah mendapat sertifikat FFL (Fair for Life) dari organisasi IMO yang berada di Swiss. Hanya Ecoplas saja sebagai satu-satunya produk plastik yang mendapatkan sertifikat ini di Indonesia.
Di Trade Show ke-32 yang berlokasi di ICE BSD, Ecoplas turut berpartisipasi. Banyak pengunjung yang datang untuk mencari info lebih jauh mengenai produk Ecoplas.
Tissue merk Tessa adalah salah satu yang menggunakan kemasan Ecoplas. Ecoplas juga diaplikasikan untuk kemasan deterjen, snack, minyak goreng, tas belanja, tas promosi, shampoo, sabun, bahan kimia, farmasi, mie, saus, dan lain-lain. Ini merupakan bukti bahwa Ecoplas sudah diterima luas oleh masyarakat kita.
Teknologi kemasan berbahan nabati sudah dikenal di negara lain sejak lama. Umumnya menggunakan tepung jagung. Karena di Indonesia justru lebih banyak tanaman singkong, maka pilihan bahan baku terbaik untuk Ecoplas adalah singkong. Menanam singkong juga cukup mudah yaitu dengan cara stek. Biayanya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan jagung.
Plastik biasa akan terurai dalam tanah dalam waktu 500 sampai 1.000 tahun. Sedangkan Ecoplas hanya membutuhkan waktu 5 tahun saja.
Teknologi kemasan berbahan nabati sudah dikenal di negara lain sejak lama. Umumnya menggunakan tepung jagung. Karena di Indonesia justru lebih banyak tanaman singkong, maka pilihan bahan baku terbaik untuk Ecoplas adalah singkong. Menanam singkong juga cukup mudah yaitu dengan cara stek. Biayanya jauh lebih murah jika dibandingkan dengan jagung.
Plastik biasa akan terurai dalam tanah dalam waktu 500 sampai 1.000 tahun. Sedangkan Ecoplas hanya membutuhkan waktu 5 tahun saja.
PT Tirta Marta adalah pionir kemasan ini. Riset untuk menghasilkan Ecoplas membutuhkan waktu yang panjang. Sepuluh tahun! Terbayangkan biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit. Sekalipun Ecoplas ini sedikit lebih mahal, namun seiring waktu dan berkembangnya teknologi, pasti harganya akan kompetitif. Ecoplas sudah menembus pasar modern dan tradisional. Permintaan ekspor ke berbagai negara pun cukup besar.
Bapak Sugianto Tandio sebagai Presiden Direktur PT Tirta Marta serta mendapat julukan socialpreneur adalah figur yang berdedikasi tinggi dalam menghasilkan produk Ecoplas dan berkerja sama dengan para petani di sekitarnya.
Ecoplas adalah produk masa kini dan masa depan. Apapun itu, kontribusinya sangatlah besar bagi kelestarian lingkungan. Terima kasih Ecoplas.
Salam blogger,
Merry
Komentar