Apakah Kamu Sama Sekali Nggak Bisa Jualan?


Kita semua pasti pernah mendapat pertanyaan dari seseorang, "Kamu bisa jualan nggak?" Jawabannya macam-macam. Bisa, nggak bisa, atau cukup senyum saja sambil mikir karena bingung jawabnya.

Secara umum, jual beli dikaitkan dengan sebuah kegiatan perdagangan. Barangkali kita pikir yang dimaksud hanya sebatas jual barang atau jasa saja. Kita yang aktif dan berbakat jualan barang atau jasa pasti 100% yakin dengan kemampuan masing-masing..

Namun ada juga diantara kita yang berkepribadian pasif, sehingga kurang cerdik dalam mencari jawaban dari pertanyaan tersebut. Ini lumrah saja karena perbedaan pola pikir. Di artikel ini saya ingin mengulas dari perspektif saya serta dunia pekerjaan.

Saat kita melamar sebuah pekerjaan, senjata utamanya adalah surat lamaran dan Curriculum Vitae (CV) atau Resume baik saat kita melamar di perusahaan dengan koneksi atau tanpa koneksi. Saat mengirimkan surat lamaran dan CV, ini adalah langkah awal yang menentukan kita akan diundang wawancara atau tidak. Sampai disini, kalian yang tadinya nggak yakin bisa jualan, sebenarnya ini sudah ada jawabannya. Kalian sedang menjual potensi melalui selembar surat lamaran dan CV tadi.

Surat lamaran dan CV sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan dan persyaratan perusahaan yang membuka lowongan kerja.

Ada juga kisah nyata dimana para peserta yang mengikuti training motivator di luar Jakarta, tiba-tiba diinstruksikan oleh motivator untuk keluar ruangan tanpa diperkenankan membawa tas, dompet, atau apapun. Mengapa? Sebab motivatornya memberi tantangan semua dari mereka harus kembali dengan membawa uang apapun itu caranya yang penting halal.

Motivator sekaligus entrepreneur ini adalah salah satu favorit saya yang awalnya berasal dari golongan bawah, karena usaha kerasnya sehingga bisa sukses bagi diri sendiri maupun orang lain yang kemudian menjadi entrepreneur juga.

Nah kembali ke cerita tadi, Semua peserta yag hadir sangat kaget karena mengira di tempat itu mereka akan mendapat informasi penting mengenai dunia bisnis. Namun ternyata tidak. Respon selain kaget adalah protes keras. Namun sang motivator tidak mau kompromi. Prinsipnya buat apa datang ke sana jauh-jauh kalau tanpa membuktikan bahwa mereka mampu berusaha. Intinya itu. Jadi mereka tidak ada pilihan selain nurut, keluar, dan kembali dengan membawa uang.

Setelah waktu yang ditentukan, masing-masing peserta kembali ke ruangan dalam waktu yang tidak bersamaan. Mengejutkan sekali. Semua berhasil membawa uang di tangan. 

Satu persatu diberikan kesempatan untuk berbagi testimony. Uang terkecil yang diperoleh adalah sejumlah Rp. 2.000. Caranya tidak mudah. Karena peserta sempat down dan lelah, sehingga memilih berdoa lalu tidur. Mungkin berharap ketika membuka mata, tiba-tiba ada mujizat yaitu uang kaget. Namun sekian kali seperti itu, tidak terjadi apa-apa. Yang ada, perutnya semakin keroncongan. Maka pergilah dia mendapati seorang tukang bubur di pinggir jalan, coba bernegosiasi. Dia mendapat semangkuk bubur gratis dan bersedia mencucikan mangkok dan sendok yang kotor dan memperoleh bayaran sebesar Rp. 2.000 dari tukang bubur.

Yang terbesar didapatkan oleh seorang dokter yang bekerja di salah satu rumah sakit di Jakarta. Yaitu sebesar Rp. 6.500.000. Wow! Ceritanya pak dokter mendatangi sebuah hotel dan menawarkan jasa pembuatan website karena dari hasil bincang-bincang hotel tersebut belum memiliki website. Setelah bernegosiasi, hotel tersebut mengeluarkan PO dengan payment term : uang muka 50% dan sisa 50% setelah website jadi. Sekalipun bukan berbentuk uang tunai di tangan karena pembayaran adalah via transfer, namun selembar PO sudah menjadi bukti yang jelas dari jerih payah pak dokter.

Ini bukan soal besar kecilnya uang yang diperoleh, namun sudah terbukti, semua orang sebetulnya bisa menjual. Entah dengan persiapan atau tanpa persiapan alias bisa mendapatkan uang hasil penjualan dengan "jurus kepepet" seperti kisah peserta anak didik pak motivator. Semua ini pilihan saja : mau atau tidak mau.

Saya harap kita semua mendapat sesuatu dari artikel ini. Terus kembangkan potensi dan reputasi kalian ya. Sukses selalu.


Salam blogger,
Merry


Komentar