Kebiasaan Menggigit Kuku



Kita pasti pernah menjumpai orang yang menggigit kukunya. Entah itu mereka yang masih anak-anak, remaja, pemuda, dewasa, bahkan yang sudah tidak muda lagi usianya.

Jika dibiarkan, kebiasaan ini akan berkelanjutan dan berakibat buruk. Menggigit kuku sudah pasti menjadi sebuah kecanduan. Anak-anak yang menggigit kukunya disebabkan oleh rasa gelisah, gugup, kuatir, stress, atau tidak ada kegiatan lain yang mengasikkan sehingga otak mengarahkan untuk menggigit kuku dan mereka merasa rileks.

Orang dewasa yang memiliki kebiasaan ini, penyebabnya juga bisa seperti yang terjadi pada anak-anak ditambah dengan adanya rasa bingung, frustrasi, depresi, tidak puas, bahkan tidak sabar. Kehidupan orang dewasa jauh lebih kompleks karena beragam masalah.

Penelitian membuktikan bahwa orang yang suka menggigit kukunya adalah orang yang prefeksionis serta berlebihan dalam berbagai hal dalam hidupnya.
Selain tidak enak untuk dipandang, kebiasaan buruk ini akan menimbulkan penyakit jika kuku tidak bersih. Susunan gigi menjadi terganggu karena dipakai untuk kegiatan yang tidak semestinya. Kuku menjadi sangat pendek, rapuh, dan kulit sekeliling kuku menjadi rusak, berdarah, dan infeksi. Sudah jelas kebiasaan ini karena faktor psikologis.

Sewaktu masih anak-anak saya gemar menggigit. Kalau kuku tangan sudah pendek semua, maka sasaran saya selanjutnya adalah kuku kaki. Karena badan masih lentur jadi mudah saja melakukannya. Kuku saya tumbuh dengan cepat dan anehnya tidak rapuh. Itu anugerah. Saya tidak jera sekalipun kulit berdarah dan perih ketika terkena air.

Seyogyanya orang tua harus peka dan berusaha sebaik mungkin membantu anak-anaknya agar segera terlepas dari kebiasaan buruk ini. Jika dibiarkan, akan sangat sulit untuk berhenti. Anak-anak harus merasa nyaman saat orang tua mereka membantunya. Jika bersifat hukuman, maka efeknya akan lebih buruk lagi

Saat menginjak remaja, akhirnya saya bisa terlepas dari kebiasaan ini. Adalah teman-teman di bangku SMP yang sangat prihatin melihat saya. Salah satu dari mereka berinisiatif mewarnai kuku saya dengan stabilo. Jika tanpa sadar saya gigit lagi, maka refleks saya akan berhenti karena rasa stabilo yang pahit. Ini tidak dianjurkan karena bahan stabilo adalah kimia yang berbahaya bagi kesehatan. 

Dalam waktu kurang dari seminggu, kuku saya tumbuh dengan baik. Teman saya masih berinisiatif mewarnainya dengan stabilo untuk mengantisipasi penyakit saya kumat lagi. Syukurlah tidak sampai berbulan-bulan, saya bisa sembuh. Stabilo sudah tidak diperlukan lagi.

Kuku yang sehat dan kuat

Saya sangat berterima kasih kepada teman saya itu. Kalau bukan karena bantuannya, mungkin saya masih punya kebiasaan menggigit kuku sampai tua. Dengan normalnya pertumbuhan kuku saya, saya bebas mewarnainya dengan cat kuku yang saya suka. 

Berhentilah menggigit kuku demi kesehatan.


Salam blogger,
Merry

Komentar