Beberapa waktu lalu dunia diramaikan oleh berita bangkrutnya Yahoo. Raksasa dunia internet ini harus menyerah dan rela dibeli bisnis intinya oleh Verizon dengan nilai setara Rp. 60 triliun beberapa waktu lalu. Nilai yang sangat jauh dari kata fantastis jika dibandingkan saat masa jayanya bernilai sekitar Rp. 1.300 triliun (tahun 2000an). Salah satu penyebab turunnya nilai adalah karena Yahoo kena serangan hacker.
Pada tahun 2002, Yahoo pernah ditawari untuk membeli Google senilai Rp. 13 triliun namun ditolak dengan alasan utama kemahalan. Yahoo memang saat itu tengah naik daun.
Nilai Google saat ini terus melejit menjadi sekitar Rp. 8.000 triliun. Belum ada yang bisa menandingi raksasa yang satu ini.
Facebook pun rencananya dibeli Yahoo pada tahun 2006. Namun negosiasi mentok dan sebenarnya pendiri Facebook yaitu Mark Zuckerberg tidak berniat menjualnya. Akibat penolakan Zuckerberg, teman seangkatan yang bersama-sama mendirikan Facebook hengkang, disusul menurunnya pengguna Facebook akibat konflik internal. Ini menjadi masa yang sulit bagi seorang Zuckerberg. Ya...seandainya transaksi itu gol, bisa dibayangkan nasib Facebook hari ini. Kena imbas kebangkrutan juga.
Yahoo resmi didirikan pada tanggal 2 Maret 1995 di Santa Clara, California, USA melalui ide yang inovatif oleh Jerry Yang dan David Filo. Kepopulerannya terus meroket.
Saya membuat alamat e-mail Yahoo pertama saya sekitar tahun 2003. Pada waktu itu modelnya masih sangat klasik, tidak rumit, fitur-fiturnya sederhana. E-mail Yahoo sangat membantu kegiatan saya dan keaktifan saya menggunakannya sama dengan Yahoo Messenger.
Dengan Yahoo Messenger saya bisa mendeteksi umur alamat e-mail Yahoo seseorang. Saya juga bisa chat pakai webcam atau tidak dengan teman-teman di berbagai negara. Salah satu istilah yang dipakai YM chatter saat baru berkenalan adalah : ASL. Kepanjangannya : Age Sex Location. Social media ini benar-benar dinikmati oleh berjuta-juta orang di seluruh dunia.
E-mail Yahoo dan Yahoo Messenger yang membuat saya bisa mendapat laptop pertama secara gratis. Ceritanya disini.
Pada tahun 1997 saat warnet masih terbatas jumlahnya dan saya belum punya komputer pribadi. Saya berjuang mencari warnet untuk mengirim e-mail kepada teman di USA. Pemilik warnet meminjamkan alamat e-mailnya ke saya dan alamat e-mail teman saya itu belum memakai @yahoo.com, @hotmail.com atau @aol.com. Sepertinya setelah mengirim e-mail, e-mailnya malah nggak sampai. Entah macet di mana. Dari yang tadinya punya perasaan berbunga-bunga, malah jadi galau.
Akhirnya kami surat menyurat saja dengan berita yang sudah basi ketika surat sampai di tangan kita masing-masing. Selain surat, kartu ucapan, gift juga kami saling mengirim. Sungguh tidak praktis. Tapi jadi sweet memories.
Akhirnya kami surat menyurat saja dengan berita yang sudah basi ketika surat sampai di tangan kita masing-masing. Selain surat, kartu ucapan, gift juga kami saling mengirim. Sungguh tidak praktis. Tapi jadi sweet memories.
Komputer layar tabung di kantor masih menggunakan MS DOS sebagai sistem pengoperasian serta Lotus 1 2 3 sebagai software nya. Pokoknya IBM mania deh. Belum memakai mouse, semua serba manual. Perintah di komputer harus kita hapal satu persatu. Belum ada internet. So masih serba "primitif".
Dengan berkembangnya teknologi, salah satu perintisnya adalah Yahoo, internet mulai dikenal di Indonesia walaupun belum luas jangkauannya karena hanya dipakai oleh orang-orang tertentu saja. Tak salah jika kita beri gelar Yahoo adalah pionir teknologi dunia.
Sejak awal Yahoo sebagai situs portal sudah mengintegrasikan berita dan layanan lain dalam satu situs. Belum ada yang seperti itu di mana pengguna diberikan banyak kemudahan. Awalnya pengguna beradaptasi supaya terbiasa dengan kemudahan.
Pada tahun 2008 terus mengalami kemerosotan. Nilai saham menurun. Pemasukan dari iklan semakin berkurang. Padahal pengeluaran terus membengkak. Microsoft berminat membeli Yahoo namun ditolak oleh Jerry Yang.
Google makin menggurita disusul berkembangnya social media application lainnya. Yahoo menjadi semakin tenggelam. CEO yang terus berganti pun tidak mampu memperbaiki nasib pionir teknologi ini. Manajemen perusahaan tidak mengelola dengan baik dan banyak membeli start up yang sebagian besar kurang sukses pada akhirnya. Padahal Marissa Mayer sebagai CEO terakhir adalah seorang pekerja keras. Sayangnya internal Yahoo sendiri terus melemah. Seandainya Yahoo lebih matang dalam berspekulasi dan lebih awas dengan inovatifnya para kompetitor, nasibnya tidak akan berakhir seperti ini.
Dibalik kegagalan demi kegagalan, ada satu strategi bisnis Yahoo yang berhasil. Tahun 2005 Jerry Yang membeli 40% saham Alibaba dengan nilai USD 1 milyar. Terbukti Alibaba menjadi raksasa e-commerce di China. Pembelian tersebut sukses luar biasa.
Sekitar tahun 2004 sampai 2006 saya selalu mencari barang untuk kebutuhan produksi pabrik tempat saya bekerja. Setiap mencari aneka produk di China, mesin pencari mengarahkan saya ke Alibaba. Namun saya belum familiar dengan model e-commerce yang satu ini sehingga saya lebih suka mencari informasi langsung ke situs pemilik produk.
Saat ini Yahoo memiliki sekitar 1,3 milyar pengguna. Perlahan tapi pasti angka itu terus menyusut.
Apapun yang menjadi nasib Yahoo sekarang, saya masih tetap setia menggunakan alamat e-mail Yahoo dan membaca berita yang bermanfaat di situsnya. Saya berterima kasih kepada Yahoo. Walaupun bisnisnya yang berumur lebih dari 20 tahun berakhir dengan menyedihkan, tetapi hampir 14 tahun sudah saya menjadi salah satu user nya. Banyak pelajaran berharga yang bisa dipetik dari perjalanan sebuah Yahoo.
Salam blogger,
Merry
Komentar